Sunday, November 23, 2014

Calon Penghuni Surga

Setiap orang yang beragama menginginkan surga sebagai tempat akhir kehidupan ini. Surga yang bermaksud suatu tempat dialam akhirat yang dipercaya oleh penganut beberapa agama sebagai tempat berkumpulnya roh-roh manusia yang semasa hidupnya berbuat kebajikan sesuai dengan ajaran agamanya. Beberapa agama memiliki sebutan untuk surga diantaranya Umat Hindu menyebutnya Kahyangan atau Swarga, Umat Nasrani menyebutnya Kerajaan Sorga dan Umat Islam menyebutnya dengan Jannah. Surga selalu diidentikan dengan tempat yang penuh dengan kenikmatan sehingga para penghuninya merasa bahagia dan betah tinggal didalamnya. Kenikmatan-kenikmatan surga sering diceritakan oleh para pemimpin agama untuk memberikan motivasi kepada para penganutnya agar semakin taat dalam beribadah.

Dalam ajararan Islam, terdapat kewajiban bagi para penganutnya untuk mempercayai hal-hal yang ghaib termasuk didalamnya adalah surga. Sebagai sesuatu yang ghaib, surga tentunya tidak bisa dilihat oleh mata tetapi keberadaanya diyakini oleh setiap muslim. Lalu, sebagai tempat yang penuh dengan kenikmatan dan tempat kehidupan yang kekal, tentunya tidak semua manusia bisa menjadi penghuninya. Manusia yang menginginkan surga menjadi tempat tinggalnya tentunya harus memenuhi kriteria-kriteria yang sudah ditetapkan oleh Alloh SWT selaku pemilik surga. Al-Qur'an sebagai pedoman manusia banyak mengabarkan tentang surga dan kriteria-kriteria calon penghuninya.
Alloh SWT berfirman, "Dan orang-orang yang beriman serta beramal saleh, mereka itu penghuni surga dan mereka kekal didalamnya" (QS: Al-Baqaarah (82)). Ayat tersebut memberikan dua syarat yang harus dipenuhi oleh semua manusia yang bercita-cita menjadi penghuni surga. Syarat pertama dan kedua tidak dapat dipisahkan dan harus dimiliki secara bersamaan. Hal ini sesuai dengan pendapat Aisyah ra. "Iman kepada Alloh itu mengakui dengan lisan dan membenarkan dalam hati dan mengerjakan dengan anggota tubuh". Jadi ketika seseorang telah beriman maka sudah semestinya akan memperlihatkan keimanannya dengan perbuatan nyata. Bukankah amal saleh itu cerminan dari iman, jika seseorang telah beriman maka sudah seharusnya dibuktikan dengan amal saleh. Lalu apa saja perbuatan yang bisa digolongkan amal saleh? secara umum amal saleh diartikan sebagai suatu tindakan atau perbuatan yang sesuai dengan standar Islam dan tindakan atau perbuatan tersebut dapat memberikan manfaat bagi dirinya dan orang lain. amal saleh bisa berupa sedekah, menebar salam, menolong orang, menjenguk yang sakit, berbakti kepada orang tua, menjaga kebersihan dan masih banyak lagi.
Lalu bagaimana jika seseorang beramal saleh tetapi tidak beriman kepada Alloh SWT?. Pada dasarnya hanya amal-amal yang dilakukan dengan keimanan yang akan diterima oleh Alloh SWT, sedangkan amal yang dilakukan tidak didasari keimanan hanya sia-sia. Anas ra. mengabarkan bahwa Rosululloh SAW bersabda "Sesungguhnya orang kafir itu bila berbuat kebaikan maka ia langsung diberi balasan yang ia rasakan di dunia. Adapun bagi orang mukmin maka sesungguhnya Alloh ta'ala menyimpan kebaikan-kebaikannya itu nanti untuk dibalas di akhirat, dan ia dikaruniai rizki di dunia ini karena ketaatannya" (HR: Muslim). Analogi sederhana Jika Budi bekerja pada Perusahaan A maka Budi akan bekerja sesuai dengan peraturan yang berlaku dalam perusahaan A. Setelah itu sudah sewajarnya Budi mengharapkan upah atau gaji pada perusahaan A, akan sangat naif jika Budi juga mengharapkan upah atau gaji di perusahaan B. Budi misalnya orang kafir maka ia beramal berdasarkan aturan agamanya dan mengharapkan pahala pada selain Alloh SWT, apakah mungkin Alloh SWT akan memberikan surganya pada Budi.

No comments:

Post a Comment