Tuesday, November 18, 2014

Hikmah Pemilihan Presiden untuk Rakyat

"Barang siapa beriman kepada Alloh dan hari akhirat hendaklah ia berkata yang baik atau diam..." (HR: Bukhori dan Muslim)
Kemarin kita disuguhi berita tentang "Tukang tusuk sate pelaku bullying terhadap Jokowi ditangkap polisi". Sebuah berita yang membuat pro dan kontra dalam masyarakat kita yang masih panas akibat efek Pilpres kemarin. Suhu politik yang sangat panas pada waktu itu membuat sebagian masyarakat khususnya penggunan sosial media lupa akan budaya sopan santun yang pastinya sudah ditanamkan oleh keluarga, sekolah maupun agama. Kalau kita teliti lagi, jika saja "tukang tusuk sate" dan masyarakat lainnya meresapi kembali hadist diatas tentunya tidak akan terjadi "bullying" ataupun komentar yang tidak pantas yang tentunya akan menyakitkan hati korbannya. Berkata yang baik akan menunjukan sebuah pribadi yang memahami serta memiliki nilai-nilai sosial dan agama, bukankan mulut seperti "teko" yang ia hanya mengeluarkan sesuatu sesuai dengan isinya. Marilah kita budayakan berkata yang baik dalam setiap interaksi dengan siapapun dan kapanpun, jika tidak mampu maka diam adalah solusinya.
"Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati semuanya kelak akan dimintai tanggungjawabnya" (QS : Al-Isra ayat 36).
Maka ayat Al-Qur'an diatas mungkin bisa lebih menjelaskan kenapa kita harus berkata yang baik atau diam, karena semuanya gerak-gerik tubuh kita bahkan hati dan pikiran kita yang mungkin orang lain tidak tahu kelak akan dimintai pertanggungjawaban. Marilah kita jadikan "Tukang tusuk sate" sebagai pelajaran agar kita kedepannya lebih mawas diri. Saatnya membangun dan membenahi diri, lupakan hiruk pikuk Pilpres untuk bersama membangun bangsa. Tanamkan mulai sekarang dalam diri kita berkata yang baik atau diam.
*tidak lah yang menulis atau yang membaca lebih baik melainkan yang menjalankannya.

No comments:

Post a Comment