Monday, December 1, 2014

Perbuatan Yang Nilainya Lebih Utama Dari Puasa, Sholah dan Sedekah

Sekarang ini kita sering melihat atau mendengarkan sebuah berita tentang perbedaan pendapat dalam sebuah organisasi yang menyebabkan perpecahan dan permusuhan.  Berawal dari perbedaan pendapat antara Surya Dharma Ali (SDA) dengan Romahurmuziy (Romi) yang merupakan Ketua Umum dan Sekertaris Jenderal Partai Persatuan pembangunan (PPP) kini muncul dua kepengurusan partai. Kepengurusan partai versi Muktamar VIII Surabaya mengukuhkan Romi sebagai Ketua Umum dan Anuar Rofiq sebagai Sekertaris Jenderal Sedangkan versi Muktamar VIII Jakarta yang mengukuhkan Djan Faridz sebagai Ketua Umum dan Dimyati Natakusumah sebagai Sekertaris Jenderal. Kedua kepengurusan kini tengah siap beradu di Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) untuk menentukan keabsahan kepengurusan. Lain lagi dengan Golkar meskipun belum terjadi dualisme kepengurusan seperti halnya PPP, tetapi konflik antara Abu rizal Bakrie (Ical) dengan Agung Laksono Cs semakin memanas. Perbedaan pendapat antara kedua kubu berawal dari persaingan memperebutkan kursi Ketua Umum partai Golkar dalam Munas IX.

Bangsa Indonesia yang penuh dengan kemajemukan baik suku, bangsa, bahasa maupun agama memang rawan terjadinya konflik. Gesekan-gesekan kecil dalam masyarakat bisa menyebabkan konflik besar mengingat kemajemukan tersebut. Lalu bagaimana umat islam indonesia berperan dalam menjaga kondisi masyarakat agar jauh dari konflik. Dalam Al-Qur'an kita bisa menemukan cara untuk menghadapi kondisi bangsa kita agar terhindar dari konflik.

"Dan kami tidak mengutus engkau (Nabi Muhamad) melainkan untuk mengajarkan kasih sayang terhadap semesta alam" (QS: Al-Anbiya (107))

Islam sebagai agama Rahmatan lil Alamin, mengajarkan kepada manusia agar kita menjadi hamba yang taat kepada Alloh SWT bukan hanya karena ibadah yang sifatnya individual saja tetapi juga karena ibadah sosial yang pastinya kita tidak diizinkan untuk membedakan manusia hanya berdasarkan suku, bangsa, bahasa maupun agama. Untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat, manusia dituntut untuk memiliki dan menjaga hubungan yang baik dengan Alloh SWT (Hablun minallah) juga dengan manusia (Hablun minannas).

Lalu bagaimana menurut Islam apabila kondisi sudah terjadi perbedaan pendapat yang berujung pada perpecahan atau konflik. Islam sebagai agama yang Rahmatan Lil Alamin tentunya tidak menginginkan adanya perpecahan atau konflik dalm suatu masyarakat. Namun, jika kondisi tersebut tidak dapat dihindari maka perlu upaya untuk mendamaikan pihak-pihak yang berkonflik.

"Maukah kaliah saya beritahu suatu hal yang lebih utama daripada derajat puasa, sholat dan sedekah? Para sahabat menjawab : Tentu ya Rosululloh. Lalu Nabi bersabda : Hal tersebut adalah mendamaikan perselisihan, karena karakter perselisihan itu membinasakan" (HR: Abu Dawud).

Islah memiliki peran penting dalam mendamaikan pihak-pihak yang sedang berselisih sehingga terjaga ukhuwah dalam kehidupan bermasyarakat. Sebagai mahluk sosial kita tentu sadar bahwa kita membutuhkan kehadiran orang lain dalam kehidupan kita. Maka dari itu kita sebagai umat islam seharusnya memiliki cinta kasih dan rasa persaudaraan yang kuat sehingga kemajemukan daam masyarakat tidak lagi menjadi momok yang menakutkan melainkan menjadi suatu hal yang justru akan semakin menguatkan masyarakat kita. Semoga saja.



No comments:

Post a Comment